Sebuah studi berjudul “Human Spaces 2.0: Biophilic Design in Hospitality” melakukan penelitian pada desain biophilic yang diterapkan pada hotel. Penelitian dilakukan atas fakta bahwa kamar dengan view pemandangan luar dijual lebih mahal dibandingkan kamar tanpa pemandangan ke luar. Menurut peneliti, hal ini menunjukkan pengaruh konsep biophilia — dimana manusia memiliki keenderungan untuk berhubungan dengan alam. Lebih lanjut, studi ini juga membahas mengenai strategi desain biophilic yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman para tamu hotel dan pengaruhnya.
Penelitian dilakukan dengan mengamati perilaku tamu pada ruang publik di hotel, seperti lobi, restoran, kafe, dan juga pada kamar tamu.
Melalui observasi yang dilakukan di lobi hotel berdesain biophilic dan hotel konvensional pada 3 jam sibuk (pagi hari, sore hari, dan malam hari) hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan desain biophilic dapat menaikan aktivitas penghuni ruangan hingga 36% dibandingkan di lobi biasa tanpa desain biophilic. Selain itu, tamu hotel dengan desain biophilic menggunakan kata experience dalam review 2x lebih banyak dibandingkan dengan hotel konvensional. Studi ini juga menemukan bahwa penggunaan desain biophilic adalah faktor kuat untuk menciptakan pengalaman tamu yang unik dan tak terlupakan.
Kesimpulannya, Anda bisa memulai memunculkan nuansa alam di ruang lobi agar memberikan pengalaman menyenangkan bagi para tamu hotel Anda. Apabila Anda memiliki budget terbatas, tidak perlu langsung membuat instalasi besar seperti green wall atau ornamen besar di lobi, Anda bisa memulai desain biophilic pada lobi dengan menempatkan beberapa tanaman hias untuk mempercantik ruangan. Bagi kamar hotel, apabila hotel tidak memiliki akses ke alam bebas, Anda bisa menerapkan unsur-unsur alam di dalam kamar melalui pemilihan furnitur.
Sumber: Terrapin Bright Green, 2017. Human Spaces 2.0: Biophilic Design in Hospitality.
Temukan artikel seputar pengetahuan mengenai tanaman dan desain lainnya di Jurnal Manda.